Peserta pendakian dempo :
Muhammad Rizky (anggota),Muhammad Fajrin (anggota),Muhammad Ichsan (anggota), Rico Wanardijaya (anggota), Robby Wijaya (anggota), Arie Saputra (anggota), Hariz Subhan (anggota), Ady Winarko (anggota), Reo Servindo (anggota), Tison Eben Siregar(anggota), Herman Lubis, Riki Nanda, M.Ruli, Musmoalim, Yusuf Nur Ulum.
Rabu, 26 Juni 2013
15.30
Kami rombongan berangkat dari Indralaya. Di lepas oleh anggota yang lain dari depan Kampus Unsri Indralaya. Kami naik Bus Telaga Biru.
17.00
Tiba di Rumah Makan Cambai di Prabumulih, sejauh ini keadaan aman. Kami makan nasi telor, dan beberapa yang lainnya makan nasi rendang.
23.30
Kami tiba di Pagar Alam. Turun di depan Pabrik teh PT.PN. Kami langsung ke tempat Ayah Anton, istirahat, sholat, dan bermalam di tempat Ayah Anton. Sejauh ini semua sehat.
Kamis,27 Juni 2013
05.00
Bangun pagi. Udara dingin. Sholat subuh, air di sini terasa teramat dingin seperti air kulkas, kami belum terbiasa. Tidur malam tadi kurang nyenyak karena dingin. Beberapa orang dalam rombongan ada yang langsung terkena pilek dan flu.
07.00
Sehabis main kartu, kami sarapan mie di warung samping PT.PN
08.00
Kami rombongan berangkat ke Curup Tujuh Kenangan. Kami jalan kaki. Perjalanan ke lokasi kira-kira 30 menit. Beberapa orang anggota (Bg Bebek, Bg Tole, Bg Cikung) tinggal di tempat Ayah Anton untuk istirahat, dan jaga barang. Perjalanan lumayan jauh.
09.45
Rombongan yang dari curup Tujuh Kenangan tiba kembali di Tempat Ayah Anton.
10.30
Kami berangkat dari tempat Ayah Anton, Ke Rimau. Kami melewati jalur kebun teh yang rimbun, terhampar luas. Melewati Villa Basemah. Perjalanan melelahkan, semua penuh peluh.
12.00
Kami istirahat di pinggir jalan, masih di sekitar kebun teh. Track yang kami lewati terus menanjak. Langit tampak mendung.
13.15
Kami tiba di kampung 2. Istirahat Sholat, nge-rest. Kami sholat di Mushola di dekat kampung 2. Musholanya lumayan jauh dari tempat rombongan berhenti untuk nge-rest. Langit semakin mendung.
14.00
Kami lanjut jalan ke tempat nge-camp, di Rimau. Hujan rintik-rintik, tapi tidak terlalu lebat. Hawa dingin semakin terasa. Bg Eben jadi leader dalam rombongan ini.
15.30
Kami rombongan tiba di Rimau. Cuaca gerimis dan dingin. Kami kelelahan. Kami beli cemilan bakso tusuk, lumayan banyak bakso tusuk yang kami makan sore itu. Rombongan pada kelaparan, banyak tenaga yang terkuras. Setelah itu kami negakin dome, beres-beres, mandi, bersih-bersih, dan sholat. Tak lupa untuk hunting photo. Kami bermalam di Rimau malam ini.
18.10
Kami makan malam, dengan mie gorang, dan sarden. Ditambah dengan minuman kopi hangat,dan teh hangat. Semua sehat, tapi angin sesekali berhembus menusuk tulang.
19.15
Kami sempat menghidupkan api untuk menghangatkan tubuh, tapi hanya bertahan sebentar karena angin semakin kencang. Akhirnya kami masuk ke dome masing-masing, setelah sebelumnya terlebih dahulu memperbaiki sleting salah satu dome yang rusak.
Jumat,28 Juli 2013
05.50
Aku terbangun. Bg Eben rupanya udah bangun terlebih dahulu. Aku langsung sholat subuh di mushala.
08.00
Kami rombongan selesai sarapan , dan lanjut packing. Sejauh ini semua rombongan tetap sehat. Cuaca cerah “clear sky”. Semoga cerah sampai muncak. Aamiin. Sebelum berangkat, kami pemanasan terlebih dahulu, tacking photo, dan tidak lupa berdoa bersama demi kelancaran perjalanan kami hari ini. Doa di pimpin oleh Robby Wijaya, selaku Kadiv Rimba Gunung. Sebelum kami berangkat, ada salah satu rombongan bapak-bapak yang tertarik untuk berphoto bersama kami.
09.00
Kami berangkat dari Rimau.
09.35
Kami tiba di shelter 1. Jalanan terus menanjak. Vegetasi masih vegetasi hutan. Suhu dingin. Badan kami hangat, penuh peluh semua, tetapi suhu udara dingin terasa. Cuaca masih cerah.Kami istirahat, minum. Letih terasa, langkah ini mulai berat. Tiap langkah ini terucap istighfar, takbir, dan tahmid tiada henti. Pendakian ini membawa hikmah tersendiri untuk diri saya pribadi.
11.30
Kami tiba di Shelter 2. Cuaca Cerah Semua Sehat. Kami nge rest 10 menit di sini. Setelah itu kami terus jalan. Vegetasi tumbuhan mulai berbeda, di jalur kini penuh dengan tumbuhan seperti bakau, berakar, dan berlumut.
13.05
Alhamdulillah kami sampai di Puncak Dempo, Jalur Rimau. Azan langusung dikumandangkan oleh Rizky. Kami saling bersalaman satu sama lain. Bersyukur telah diberikan kesempatan dan kekuatan hingga kami rombongan berhasil sampai di Puncak. Untukku ini yang pertama kali. Ada sedikit rasa haru dalam rasa syukur yang tak hentinya terucap. Setelah hunting photo di puncak kami jalan lagi menuju lembah. Track yang kami lewati kini adalah turunan, lumayan curam dan berbatu. Akar-akar pohon menjadi pijakan setia. Kami berhasil mencapai puncak dalam waktu 4 jam, dan itu tergolong cepat. Normalnya pendakian untuk mencapai Puncak jika di tempuh dari Rimau akan memakan waktu 6-7 jam. Apa pun itu, yang jelas rasa syukur tak henti-hentinya aku utarakan dalam hati.
13.45
Kami tiba di lembah Gunung Dempo. Sebuah padang datar yang lumayan luas. Dari sini terlihat dengan jelas puncak merapi dempo, yang terdapat kawah di dalamnya. Dari bawah, puncak merapi dempo terlihat datar di atasnya dan menurun di kedua sisi kiri dan kanannya, seperti trapesium. Kami langsung mendirikan dome. Istirah. Mengambil air ke telaga. Sholat dan masak. Cuaca di sini berubah-rubah dalam waktu yang singkat, 5 menit hujan deras, tiba-tiba panas, dan tiba-tiba datang kabut, begitu seterusnya ga menentu.
18.00
Kami makan malam, setelah sebelumnya hunting photo, melihat sunset di gunung dempo. Kami makan malam pake mie, nasi, sarden, dan telor. Udara dingin. Kami semua sehat, hanya kedinginan.
19.30
Sholat Isya. Aku, bg Bebek, Bg Negos, Bg Cikung, Hatung, Nempel, dan Caplang, ngobrol ngalor ngidul di bawah temaram lampu lambada dan dinginnya suhu malam itu.
21.00
Kami nyerah, langsung masuk ke dome masing-masing. Ngulet, istirahat.
Sabtu, 29 Juni 2013
05.30
Aku terbangun, sholat subuh. Aku mengambil air wudhu dari air yang tergenang di bekas saluran air yagn sedang mengering. Minum teh anget yang dibuatin Bang Eben. Kaki ini rasanya dingin sekali, padahal sudah memakai kaos kaki. Rasanya beku, tapi tidak kaku, begitupun dengan tangan ini. Hal yang paling di tunggu saat tidur semalam adalah “Cepatlah Datangnya Pagi”. Sekarang semuany lagi pada siap-siap untuk jalan, mendaki puncack merapi, Dempo.
07.30
Alhamdulillah kami tiba di Puncak Merapi dempo. Kami melewati jalan bebatuan, bebatuan gunung api. Terjal. Nafas rasanya sesak. Saat satu langkah terasa begitu berharga, saat satu hembusan nafas terhembus putih baggaikan kapas. Kami semua sehat. Suhu dingin. Angin terus berhembus. Padahal matahari pagi memancar terik, tapi hangatnya tak terasa, kalah oleh hawa dinginnya puncak ini. Tak lama sampai, azan diikumandangkan oleh Fajrin. Setelah itu, aku berjalan sendiri, sedikit menjauh dari rombongan. Mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Aku memilih duduk di atas batu, menghadap ke hamparan kawah. Kawah saat ini berwarna abu-abu. Pemandangan indah luas terbentang. Gunung-gunung dan bukit-bukit berjajar mengelilingi sejauh mata memandang. Sembari menghadap kawah di bawah sana, ku bacakan surat yasin, ku kirimkan doa untuk Ayah yang telah dahulu tenang di alam sana serta untuk semua ruh yang ada di gunung ini.
Setelah itu, kami hunting photo, mengabadikan saat-saat yang berbeda dan langka dirasa.
08.30
Kami turun dari puncak merapi. Sarapan, dan Packing.
11.30
Kami berangkat dari Lembah. Sebelum ke jalur turun, kami harus naik terlebih dahulu jalan kembali ke puncak, tempat kemarin. Setelah sampaik di puncak lagi, kami photo-photo. Ada plang yang bertuliskan Puncak 3159 mdpl. Kami turun melewati jalur Kampung 4.
13.05
Kami Tiba di Shelter 2 Jalur kampung 4. Ngerest 5 menit.
14.45
Kami tiba di Shelter 1. Jalur kampung 4 ini terjal dan penuh akar. Jalur licin, rombongan kami terpisah jadi dua kelompok, rombongan yang membawa carier jalan duluan di depan, sementara yang lainnya di belakang. Banyak dari kami yang terpeleset di jalur.
15.13
Kami tiba di titik awal pendakian gunung Dempo, Kampung 4 (1575 mdpl)
15.45
Kami tiba di Warung kampung 4. kami makan nasi goreng. Rasanya itu adalah nasi goreng paling enak yang pernah ku makan. Mungkin karena bawaan lapar dan capek. Di sini kami istirahat, sedikit bersih-bersih kaki. Istirahat sholat. Cuaca gerimis.
16.30
Berangkat dari warung kampung 4. kami jalan ke tempat ayah Anton di Kampung 1. kami sempat bingung menentukan jalur. Tenaga kami mulai terisi kembali karena habis makan nasi goreng di kampung 4 tadi.
17.45
Alhamdulillah, kami dapat tumpangan mobil pick-up ke tempat Ayah Anton.
18.10
Kami dan rombongan tiba di tempat Ayah Anton, tepat bersamaan dengan berkumandangnya azan magrib. Di sini kami bersih-bersih, mandi, sholat. Dapat kabar kalo malam ini kami belum bisa pulang, karena busnya belum di pesan. Akhirnya kami menginap satu malam lagi di tempat Ayah Anton.
19.00
Kami makan mi di warung sampint PT.PN
Minggu,30 Juni 2013
05.30
Bangun pagi dan sholat subuh di Masjid.
07.00
Kami selesai packing, pamitan dengan Emak dan Ayah Anton, kami jalan ke depan untuk nunggu bus di depan masjid. Kami sarapan risol dam mpek-mpekk di waruns sampin PT.PN.
07.45
Bus datang. Carier-carier kami ditaruh di atas bus. Kami berangkat dengan bus Telaga Biru yang di pesan oleh ayah Anton. Kami berangkat dari Pagar Alam menuju Indralaya.
10.00
Kami sampai di RM. Telaga Biru. Kami tidak makan di sini. Hanya ngobrol-ngbrol. Paha dan betis semakin pegal terasa.
10.40
Berangkat dari RM.Telaga Biru
14.15
Alhamdulillah kami tiba di Indralaya. Sampai di Sekret. Kami turun di depan Unsri, dan dijemput oleh abang-abang yang tinggal di sekret. Jalan kami kayaknya pada aneh, pada pegal semua kaki dan paha ini. Kayak robot, Cuma tetap aja coba uuntuk stay cool. haha
Pengalaman baru yang tak cukup dinilai dangan kata “seruuu”. Sedikit senyuman,memberikan kehangatan dalam persahabatan. Seru, haru, biru, menggumpal menjadi satu.
“semakin tinggi kita menapak, semakin rendah kita di hadapan Tuhan”